Stefano Lilipaly Yang Memberi Pembuktian & Melanjutkan Tradisi
By ommed
nusakini.com - "Stefano Lilipaly pemain yang bagus, tapi kuota senior hanya tiga orang. Jika saya melatih timnas senior, pasti saya akan memanggil dia. Kami butuh striker senior, bek tengah dan kiper berpengalaman. Di tengah sudah ada Evan [Dimas], Septian David dan Saddil [Ramdani]," ucap Luis Milla, pelatih timnas Indonesia U-23, ketika ditanya kenapa tak menjajal Stefano Lilipaly yang merupakan gelandang.
Kalimat itu dilontarkan Milla pada sesi jumpa pers usai laga uji coba kontra Thailand, Juni lalu. Addison Alves mendapat panggilan, sebagai proyeksi striker senior pada Asian Games. Ada pun bek tengah Victor Igbonefo, Lerby Eliandry dan Riko Simanjuntak, yang dicoba secara bergantian dalam dua laga uji coba kontra Thailand, sebagai calon pemain senior pada Asian Games.
Tanda tanya besar muncul, karena kala itu Stefano tengah dalam tren bagus bersama Bali United di Liga 1. Posisinya sebagai gelandang tak jadi penghalang untuk pemain yang akrab disapa Fano tersebut menyumbang gol demi gol untuk klubnya. Kesempatan itu pun akhirnya tiba ketika laga melawan Korea Selatan U-23, uji coba masif jelang Asian Games dimulai.
Fano seakan mendapat kesempatan terakhir dari Milla, atau mungkin hanya sebatas menjadi penambal lini tengah Garuda Muda karena lawannya adalah Korea Selatan. Apalagi kala itu, Evan Dimas sebagai gelandang tengah yang paling diandalkan Indonesia untuk mengatur tempo serangan tak dilepas oleh Selangor FA untuk partai uji coba. Fano pun hanya berniat memberikan yang terbaik.
"Walau mungkin saya hanya dipanggil untuk uji coba, saya ingin mengatakan bila saya selalu bangga bermain untuk timnas Indonesia baik itu kelompok umur U-23 ataupun senior," ucap Fano lewat laman resmi Bali United, seiring pengumuman skuat untuk melawan Korea Selatan.
Kinerja dari Fano pun berbuah manis, ia dipilih masuk skuat akhir Asian Games dan langsung menentukan kemenangan Indonesia pada laga pembuka kontra Cina Taipei. Dua gol dan satu assist, Fano menegaskan dirinya memang layak terpilih. Sempat buntu pada paruh pertama, gol pembuka dari Fano seakan memecah karang es yang menghalang Indonesia pada laga itu.
"Stefano memang menjadi aktor utama pada pertandingan malam ini. Tetapi, pemain lain juga sudah menunjukkan kemampuan terbaiknya," ucap Milla tentang kemenangan 4-0 Indonesia, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (12/8) malam.
Selain memberi pembuktian, Fano pun melanjutkan tradisi sebagai penentu keberhasilan Merah-Putih. Aksi heroik mantan penggawa Almere City itu pernah terjadi pada fase grup Piala AFF 2016, ketika golnya ke gawang Singapura memastikan tiket bagi Indonesia melenggang ke fase knock-out. Bahkan pada leg kedua semi-final, di Mỹ Đình National Stadium, gol Fano turut menentukan langkah Indonesia ke final.
"Saya sangat senang dengan pertandingan malam ini. Kemenangan malam ini hasil kerja keras semua pemain. Paling penting kami dapat tiga poin malam ini. Terima kasih kepada suporter Indonesia," ujar pemain 28 tahun ini kepada wartawan.
"Saya melakukan perubahan di babak kedua. Saya bisa cetak gol. Saya sangat emosional karena pertandingan pertama resmi saya di Asian Games 2018. Gol saya persembahkan untuk istri saya yang sedang hamil tujuh bulan. Lalu untuk keluarga dan suporter."
Kini, patut ditunggu laga melawan Palestina, Rabu lusa, menjadi pembuktian lainnya dari sosok kelahiran Arnhem itu. (fft/om)